Entah sejak kapan saya mulai melengkapi koleksi bacaan saya dengan novel-novel bergenre metropop? Seingat saya sejak membaca Tiga Venus karya Clara NG, sejak itu pula saya mulai banyak membeli novel dengan aroma dan rasa yang ringan, namun cerdas. Ringan, karena bisa saya habiskan dalam sekali seduhan kopi. Sekali duduk saja.
Kita tahu bahwa akhir akhir ini dunia novel Indonesia gegap gempita dengan novel bergenre Chicklit yang dalam bahasa gaul Amerika, Chick berarti Perempuan, dan Lit berarti Literatur. Kebanyakan orang menganggap bahwa novel novel ini adalah produk instant yang kosong. Banyak pula yang mencibir, membaca novel Chiclit = tidak berbudaya. Bukan bacaan kaum intelek. Tapi menurut saya, kritik semacam kebanyakan terlontar dari mereka yang belum pernah mencoba membacanya. Loh..membuat novel itu tak gampang, kalau bukan kita yang membaca buah kreatifitas kaum muda, lalu siapa lagi yang akan mengapresiasinya? Lagipula dari membaca dan mengapresiasinya, setidaknya akan muncul semangat semangat baru dari penulis penulis baru.
Setelah sukses dengan novel dengan judul Life Begins at Fatty terbitan Grasindo, 2005, Syafrina kembali menulis My Two Lovers yang menceritakan tentang cerita cinta yang berawal dari kegiatan di dunia maya. Chatting yang intens antara Nena (Andreana Sofia Nasution) dengan Rasheed; seorang pria keturunan bangsawan Yordania membuat Nena jatuh cinta.
Rasheed laki-laki yang angkuh, cerdas, dan jebolan Universitas ternama di Singapura. Sikapnya yang acuh tak acuh kadang menyebalkan. Namun Nena menggelapar diamuk asmara dibuatnya.
Di Singapura mereka bertemu, di jalan setapak di Paris Ris Park. Suasana yang romantis membuat keduanya terbuai, dan peristiwa mesrapun terjadi. Sayangnya, Rasheed menyangkal bahwa ciuman yang baru saja terjadi itu hanya karena suasana yang mendukung.
Tak sekalipun Rasheed menyatakan cinta pada Nena, namun mengapa Rasheed menciumnya dengan begitu mesranya? Nena tak pernah yakin bagaimana perasaan Rasheed terhadapnya. Pertemuan demi pertemuan semakin membuat Nena jatuh cinta.
Adalah Deni rekan sekantor Nena yang ditempatan di apartemen yang sama dengan Nena, dengan alasan menjaga Nena dan melindungi karena ini kali pertama Nena tinggal di luar negeri. Diam diam deni mencintai Nena. Dan sikapnya yang suka gonta ganti pasangan, bercinta di apartemen dengan mengeluarkan ’suara-suara mesum’adalah upaya Deni untuk membuat Nena cemburu.
Deni yang tak suka melihat Nena dipermainkan menganggap bahwa cinta Nena yang berlebihan ini hanya sekedar cinta kompetisi. Nena ingin melebihi Rasheed dalam hal segalanya, karir, kecerdasan…dll.Meski tahu Nena sangat mencintai Rasheed, namun Deni tak putus asa merebut hati Nena.
Nena tahu Rasheed telah dijodohkan oleh orang tuanya. Namun tak membuat Nena mundur. Nena tetap mencintai Rasheed plus bonus sikapnya yang sangat menyebalkan. Nena yakin, Rasheed adalah lelaki pilihan Tuhan untuknya.
Di balik sikap menjengkelkannya,diam diam Rasheed memendendam cinta yang sama. Melakukan pendekatan kepada keluarga agar diizinkan meminang gadis pujaannya itu.Ketika izin sudah didapat Rasheed mengutarakan keinginannya pada Nena. Namun terlambat, Nena sudah bertunangan dengan Deni. Nena bimbang, akhirnya tidak ada diantara keduanya ang dipilih Nena. Nena memilih berangkat ke Paris untuk melanjutkan Karirnya di sana.
Alur cerita yang cepat, indah, dan klimaks membuat saya tidak terengah engah membacanya, menikmatinya. Plot dan alur cerita yang enak dan tidak memaksakan, tidak ada adegan sempalan membuat novel ini terasa mulus. Ditambah lagi penulis pandai mengaduk aduk emosi pembacanya. Novel ini highly recommended deh…Khususnya buat kamu yang sedang punya gebetan di dunia maya. Pasti bakal termehe mehe dibuatnya.
Saya masih menunggu Novel ketiga Syafrina ; April Cefe, hmmm “Go girl…can’t hardly wait.” (Nai)
Tinggalkan Balasan ke AG. Syam Batalkan balasan